Samarinda – Anggota DPRD Kaltim Harun Al Rasyid, meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam menakar harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.
Dalam hal ini, pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada campur tangan kartel yang bisa mengatur kenaikan harga BBM non-subsidi tersebut.
Harun Al Rasyid mengecam kemungkinan kenaikan harga BBM pasca melonjaknya harga minyak dunia. Ia menekankan pentingnya pengawasan ketat dan pengendalian harga BBM non-subsidi agar tidak merugikan masyarakat.
“Walaupun kenaikan harga BBM non-subsidi domestik mengikuti mekanisme pasar, pemerintah harus bisa mengawasi badan usaha seperti Pertamina, Shell, BP, AKR, atau Vivo untuk menetapkan harga yang rasional sesuai dengan regulasi yang berlaku,” ujarnya, Selasa (10/10/2023).
Menurut politikus dari PKS ini, aturan terkait batas atas harga BBM non-subsidi harus segera ditetapkan dan ditaati. Kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil menjadi alasan kuat mengapa pemerintah harus berperan aktif dalam menekan kenaikan besar-besaran harga BBM.
Harun Al Rasyid mengisyaratkan bahwa kenaikan harga BBM dapat memicu inflasi yang besar, menurunkan daya beli, dan menurunkan aktivitas perekonomian.
“Dalam situasi di mana beban masyarakat semakin berat akibat kenaikan harga beras dan barang kebutuhan pokok lainnya, peningkatan harga BBM bisa menjadi pukulan berbahaya bagi perekonomian kita,” tegas Harun Al Rasyid.
Masyarakat menantikan langkah konkret pemerintah dalam mengatasi masalah ini demi menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
BBM di seluruh Indonesia sempat menyesuaikan harga produk BBM-nya di SPBU per 1 Oktober 2023 lalu. Sebelumnya, harga BBM yang berlaku pada bulan September 2023 lalu juga mengalami perubahan.
Diantara yang menyesuaikan harga adalah PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP – AKR dan juga Vivo Energy Indonesia.Misalnya harga BBM Pertamax yang naik menjadi Rp 14.000 per liter dari sebelumnya Rp 13.300 per liter.
Kemudian Pertamax Turbo menjadi Rp 16.600 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Harga Dexlite per 1 Oktober 2023 juga naik dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.
Adapun harga Pertamina DEX juga naik dari Rp 16.900 per liter menjadi Rp 17.900 per liter. Terakhir Pertamax Green 95 dari Rp 15.000 per liter menjadi Rp 16.000 per liter.
Tak cuma Pertamina, Shell Indonesia, BP – AKR dan Vivo Energy Indonesia juga menaikkan harga BBM mereka.