Samarinda – Anggota DPRD Kaltim, Harun Al Rasyid, mengungkapkan pandangan yang mendalam tentang makna peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam pandangannya, memperingati Maulid adalah bentuk ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan cerminan cinta kepada Allah SWT.
“Berbicara tentang maulid berarti berbicara tentang cinta. Kita memperingati maulid Nabi SAW karena cinta kepada beliau, yang merupakan turunan dari cinta kita kepada Allah SWT. Dan ini adalah cinta yang tinggi dan mulia, bukan cinta rendahan dan picisan,” ungkap Harun, Rabu (27/9/2023).
Politisi dari PKS ini mengajak masyarakat untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segala hal, termasuk cinta kepada keluarga, harta, dan bahkan diri sendiri. Harun Al Rasyid menggarisbawahi pentingnya mencintai Nabi Muhammad SAW dengan empat cara utama.
Nabi Sebagai Teladan Dalam Keimanan yang Lurus
Ini mencakup keyakinan dalam “La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah” tanpa syirik dan keraguan terhadap ajaran Islam.
“Yaitu pertama, keimanan yang dilandasi oleh akidah/keyakinan لا اله الا الله محمد رسول الله. Kedua, keimanan yang tidak dicampuri oleh kesyirikan dalam bentuk apa pun. Dan ketiga, keimanan yang tidak disertai keraguan sedikitpun kepada Allah, Islam dan Muhammad SAW. Maka kita mengatakan, “Aku ridha Allah Tuhanku, Islam agamaku dan Muhammad saw nabi dan rasulku,” terangnya.
Mencontoh Nabi SAW dalam Ibadah yang Benar dan Menyeluruh.
Ibadah itu punya dua sisi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Sisi pertama disebut hablun minallah (menjaga hub baik dengan Allah SWT) dan sisi kedua disebut hablun minannas (menjaga hubungan baik dengan sesama manusia).
Hablun minallah dijaga dgn shalat, puasa, zakat, haji, membaca dan mengkaji al Qur’an, berzikir dan berdo’a. Sedangkan, hablun minannas dijaga dengan berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada kerabat, fakir-miskin, anak yatim, tetangga dan orang dalam perjalanan/musafir, berlaku adil dan tidak dzalim kepada manusia.
“Mencontohkan Nabi dalam ibadah yang benar dan menyeluruh, menjaga hubungan baik dengan Allah melalui shalat, puasa, zakat, haji, dan aktivitas ibadah lainnya. Selain itu, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia melalui perilaku yang adil dan tidak zalim,” ujarnya.
Mencontoh Nabi SAW dalam Akhlakul Karimah
Mencontoh Nabi saw dlm akhlakul karimah, yg punya sisi. Sisi pertama disebut karakter moral, sep jujur tdk berdusta, rendah hati tdk sombong, amanah, pemaaf dan dermawan. Sisi kedua disebut karakter kinerja, sep giat bekerja, ulet, tahan dan disiplin.
“Karakter moral, seperti jujur tidak berdusta, rendah hati tidak sombong, amanah, pemaaf dan dermawan. Karakter kinerja, seperti giat bekerja, ulet, tahan dan disiplin,” tuturnya.
Mencintai Nabi dengan Banyak Bersalawat dan Menyebut NamaNya.
Imam Al-Ghazali pernah mengatakan bahwa mencintai seseorang akan tercermin sejauh mana kita menyebut namanya.
“Siapa yg mencintai seseorang atau sesuatu, maka dia akan banyak menyebut namanya”bebernya.
Mencintai Nabi SAW dengan Menghormati dan Memuliakan Ahlul BaitNya
Harun Al Rasyid juga menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan ahlul bait Nabi, termasuk istri-istri Nabi, Ali bin Abi Thalib, keturunannya, dan para sahabat.
“Yaitu istri-istriNya, anak-anakNya, Ali bin Abi Thalib dan keturunanNya, Aqil bin Abu Thalib dan keturunannya, Ja’far bin Abu Thalib dan keturunannya, serta Abbas bin Abdul Muthalib dan keturunannya,” imbuhnya.
Mencintai Nabi SAW dengan Meneruskan Dakwah dan PerjuanganNya
Terakhir, politisi tersebut mendorong masyarakat untuk meneruskan dakwah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk nyata dari cinta kepada beliau. Pesan ini menjadi refleksi penting dalam peringatan Maulid yang mendalam dan bermakna bagi masyarakat Kaltim.