Jakarta – Era baru satelit Indonesia. Satelit Satria-1, yang merupakan satelit terbesar Indonesia, diluncurkan pada Senin (19/6) pukul 5.21 WIB atau Minggu (18/6) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat. Peluncuran tersebut sukses membawa satelit ke orbit yang dituju di posisi 146 Bujur Timur.
Roket Falcon 9 milik SpaceX membawa Satria-1 dari landasan di Cape Canaveral, Florida. Falcon 9 adalah roket yang memiliki kemampuan untuk mendarat secara vertikal dan dapat digunakan kembali untuk misi selanjutnya.
Tahap Peluncuran Satria-1
Peluncuran tahap awal Satria-1 berlangsung dengan sukses, dimana tahap pendorong pertama berhasil dilepaskan dan Falcon 9 mendarat dengan sempurna kembali ke Bumi. Ini mencetak Era baru satelit Indonesia.
Pada tahap kedua Satria-1 melanjutkan perjalanan sambil dibawa pendorong kedua menuju target orbit. Satria-1 butuh waktu 27 menit hingga sampai di orbit yang sudah ditetapkan.
Satria-1 Menjadi Penyelaras Akses Internet di Area 3T
Satria-1 bakal meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T). Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.
Satelit ini dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.
Biaya Investasi Pembuatan Satria-1 Membengkak
Biaya investasi pembuatan Satria-1 telah membengkak, awalnya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun) menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).
Pengangkutan Satria-1 dilakukan dengan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari