Jakarta – Harga sapi di Australia mengalami penurunan hingga setengahnya setelah mencapai rekor tertinggi setahun sebelumnya. Departemen Pertanian Australia memproyeksikan bahwa harga per kilogram hidup sapi ternak untuk tahun buku 2023-2024 akan mengalami penurunan sebesar 8%. Kamis (20/07/2023).
Dampak penurunan harga sapi di Australia belum terlihat secara signifikan pada harga daging sapi di Indonesia. Sebagian besar daging sapi dan sapi hidup di Indonesia diimpor dari Australia. Panel Harga Badan Pangan mencatat bahwa harga daging sapi murni hari ini masih mengalami kenaikan sebesar Rp120 menjadi Rp134.820 per kg.
Harga daging sapi beragam di Indonesia
Harga tertinggi daging sapi di pedagang eceran mencapai Rp164.950 per kg, dengan rata-rata di Kalimantan Utara. Meskipun harga sapi di Australia turun, namun proses pengiriman dan ketersediaan di pasar Indonesia bisa menjadi faktor yang mempengaruhi harga daging sapi di negara ini.
Namun, data harga daging sapi khusus wilayah DKI Jakarta menunjukkan penurunan harga yang cukup signifikan. Harga rata-rata hari ini turun sebesar Rp309 menjadi Rp143.837 per kilogram untuk daging sapi has (paha belakang).
Di Pasar Petojo Ilir, harga tertinggi bahkan mencapai Rp170.000 per kilogram. Meskipun demikian, secara nasional, harga daging sapi belum menunjukkan penurunan yang besar menyusul penurunan harga sapi di Australia.
Harga Daging Sapi di Jakarta Turun
Harga daging sapi murni di wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan rata-rata menjadi Rp138.977 per kilogram. Meskipun begitu, harga tertinggi hari ini masih mencapai Rp160.000 per kilogram di Pasar Pluit.
Pengurus Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) TB Mufti Bangkit Sanjaya menyatakan bahwa penurunan harga ini disebabkan oleh turunnya harga per kilogram hidup daging sapi di Australia.
“Harga daging sapi beku impor dari Australia belum turun., masih sama. Yang turun itu harga per kg sapi hidup,” ungkapnya.
“Saya skeptis harga (di dalam negeri) bisa turun, apalagi turun cepat. Kecuali ada goodwill (keinginan baik) dari semua stakeholder di industri ini. Dan, perlu dikaji lagi faktor di Australia (penyebab penurunan harga),” kata Mufti.
Rekor Harga Daging Sapi 2022
Pada April 2022, harga daging sapi di Indonesia mencapai rekor Rp180.000 per kilogram di tingkat konsumen. Menurut Ketua Umum Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi, biang kerok dari kenaikan harga tersebut ada di hulu.
Dia menjelaskan bahwa harga daging sapi impor saat itu memang sudah naik dari negara asalnya, Australia.
“Posisi di Januari 2022, harga hidup sapi impor bakalan sudah US$3,8 lalu sekarang sudah sekitar US$4,2 per kg. Naik jauh dibandingkan awal tahun 2021 yang masih US$3,3-3,36 per kg,” kata Asnawi.
Impor Daging Sapi Dominan Australia
Menurut laporan Outlook Komoditas Peternakan Daging Sapi edisi tahun 2022 oleh Kementerian Pertanian (Kementan), mayoritas impor daging di Indonesia berasal dari Australia (daging sapi) dan India (daging kerbau). Selain itu, impor sapi hidup juga berasal dari Australia.
Pada tahun 2021, sekitar 45,6% impor daging sapi di Indonesia berasal dari Australia, dengan jumlah sekitar 126,07 ribu ton.
Kenaikan harga daging sapi di Indonesia pada tahun 2021 dan 2022 terjadi akibat kenaikan harga sapi bakalan impor dari Australia. Pada Januari 2021, harga sapi impor mencapai US$3,95 per kilogram berat hidup, naik dari US$3,2 per kilogram pada Juli 2020. Kemudian, pada Mei 2021, harga mencapai US$4,52 per kilogram, menunjukkan kenaikan 19,9% secara tahunan.