Toyota – Pada hari Jumat (12/6/2023), Toyota Motor Corp, perusahaan otomotif besar yang berasal dari Jepang, mengakui bahwa data kendaraan dari 2,15 juta pengguna di Jepang, atau hampir semua basis pelanggannya yang terdaftar pada platform layanan cloud utamanya sejak 2012, telah terekspos.
Produsen mobil asal Jepang itu mengatakan jutaan data tersebut telah beredar di publik selama satu dekade akibat human error atau kesalahan manusia.
Juru bicara Toyota mengungkapkan masalahnya dimulai pada November 2013 dan berlangsung hingga pertengahan April. Diketahui, sistem cloud disetel ke publik, bukan privat, sehingga data tersebut dapat diakses oleh pihak luar.
Data-data tersebut bisa mencakup detail seperti lokasi kendaraan dan nomor identifikasi perangkat kendaraan, tetapi Toyota menyebut tidak ada laporan penyalahgunaan atas informasi dari cloudnya.
“Ada kekurangan mekanisme pendeteksian aktif, dan kegiatan untuk mendeteksi ada atau tidaknya hal-hal yang menjadi publik,” kata juru bicara menanggapi mengapa perlu waktu untuk menyadari telah terjadi kesalahan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/05/2023).
Toyota mengatakan akan memperkenalkan sistem untuk mengaudit pengaturan cloud, membuat sistem untuk terus memantau pengaturan, dan mendidik karyawan secara menyeluruh tentang aturan penanganan data.
Pelanggan yang terkena dampak termasuk mereka yang mendaftar ke layanan T-Connect yang menyediakan berbagai layanan, termasuk bantuan mengemudi dengan suara AI, koneksi otomatis ke pusat panggilan untuk manajemen kendaraan, dan dukungan darurat dalam kasus seperti kecelakaan lalu lintas atau penyakit mendadak.
Yang juga terpengaruh adalah pengguna G-Link, layanan serupa untuk pemilik kendaraan mewah Lexus.
Toyota mengatakan langkah-langkah untuk memblokir akses luar ke data diambil setelah masalah tersebut ditemukan dan penyelidikan ke semua lingkungan cloud yang dikelola oleh Toyota Connected Corp sedang dilakukan.
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang telah diberitahu tentang insiden tersebut, tetapi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Kebocoran besar data pribadi terkadang terjadi di Jepang. Pada Maret, operator seluler NTT DoCoMo mengatakan data hingga 5,29 juta pelanggan mungkin telah bocor melalui perusahaan tempat mereka melakukan outsourcing.