Samarinda – Sebagai penyangga Infrastruktur Kelautan Nasional (IKN), telah dirancang sebagai jantung IKN yang strategis. Dalam upaya mencapai Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang optimal, fokus pembangunan dan perencanaan di kota ini juga harus disesuaikan dengan rencana pengembangan IKN.
Sebagai langkah menuju hal tersebut, Novi, seorang pejabat daerah, berharap bahwa teras tepian di Samarinda akan diatur dengan baik untuk memberikan ruang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan pendapatan. Dalam sebuah pernyataan, Novi mengatakan, “Pokoknya, teras ini akan menjadi pusat aktivitas, dan jika dikelola dengan baik, akan menjadi tambahan pendapatan bagi daerah ini di masa depan”.
Solusi Parkir Tepian Sungai Mahakam
Novi juga memberikan tanggapan terhadap kekhawatiran masyarakat terkait masalah parkir yang membuat orang enggan bersantai di tepian Sungai Mahakam. Diketahui, penduduk yang datang harus memarkirkan kendaraan mereka dengan jarak yang cukup jauh, yaitu di Jalan Merapi dan Jalan Semeru, sehingga mereka tidak dapat mengawasi kendaraan mereka secara langsung.
“Mengatasi masalah parkir adalah salah satu alasan mengapa kami ingin membangun teras tepian ini. Dengan begitu, masalah tersebut dapat dikurangi, dan mungkin akan ada solusi seperti penggunaan sistem parkir elektronik (e-parking) dan lainnya. Kami akan mencari solusi agar kendaraan tidak lagi harus diparkir di tepi jalan umum,” ujarnya.
Hambatan dan Edukasi Sistem Parkir
Beberapa waktu lalu, telah dilakukan uji coba sistem parkir berbasis elektronik (e-parking) dengan varian niaga di kota ini. Namun, sayangnya uji coba tersebut mengalami kegagalan karena beberapa kendala yang dihadapi.
Novi juga menyarankan agar pemerintah mengedukasi masyarakat tentang perubahan sistem ini dan menciptakan rasa nyaman di antara mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui sosialisasi yang intensif atau menerapkan sanksi agar masyarakat terbiasa dengan sistem baru ini. Menurutnya, “Masalahnya sebenarnya hanya karena mereka tidak terbiasa. Padahal, biaya yang harus dibayarkan tetap sama. Terkadang, kita di sana harus membayar hingga Rp10.000 karena tidak ada kembalian uang, sedangkan dengan sistem elektronik, misalnya, cukup membayar Rp7.000 dan akan terpotong secara otomatis.”
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Samarinda dapat mengoptimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan infrastruktur tepian yang strategis dan meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan sistem parkir elektronik di masa depan.