Bontang – Anggota DPRD Kota Bontang, Abdul Malik, mengungkapkan pandangannya mengenai makna sebenarnya dari kemerdekaan. Dalam perbincangan yang hangat, Malik menyampaikan pandangannya tentang bagaimana kemerdekaan berhubungan dengan ketertiban, keamanan masyarakat, dan spiritualitas.
“Alhamdulillah, kemerdekaan Republik Indonesia sudah menginjak ke-78. Ini wajib disyukuri,” ungkap wakil ketua komisi III ini.
Bagi Malik, kemerdekaan bukanlah sekadar sebuah status hukum suatu bangsa, melainkan sebuah nikmat yang harus disyukuri oleh setiap individu. Ia berpendapat bahwa kemerdekaan seharusnya membawa bersamaan ketertiban dan keamanan bagi masyarakat. Menurutnya, kemerdekaan yang sejati adalah yang menciptakan suasana harmoni dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat.
Dalam konteks ini, Malik juga menyoroti pentingnya kemudahan dalam menjalankan amal ibadah. Ia merasa bahwa kemerdekaan seharusnya memberikan kemudahan bagi setiap individu untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing, baik itu ibadah mahdhoh (wajib) maupun khoiru mahdhoh (ibadah sosial).
“Contoh kita bisa sholat dan bisa beribadah lainnya seperti pernikahan,” ucap politisi PKS ini.
Namun, Abdul Malik tidak hanya berbicara tentang hal-hal positif. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan juga mengandung tanggung jawab moral terhadap bangsa dan negara. Menurutnya, perilaku penjajah masa lalu telah merusak akhlak bangsa, mengganggu perekonomian, dan bahkan merusak hubungan antarindividu dalam masyarakat. Malik melihat bahwa salah satu dampak buruk dari perilaku penjajah adalah hilangnya rasa hormat anak terhadap orang tua dan perlakuan tidak manusiawi terhadap penduduk asli.
“Perilaku penjajah apabila menjajah suatu negeri maka akan menghinakan negeri tersebut. Mereka akan merusak akhlak mulia dan merusak ekonomi negeri yang dijajah,” terangnya.
Abdul Malik menekankan pentingnya kepemimpinan yang mendekatkan diri kepada nilai-nilai keagamaan. Ia berpendapat bahwa melalui kepemimpinan yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai spiritualitas, bangsa dapat meraih kemerdekaan yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Ia berharap bahwa para pemimpin masa kini dapat mengambil teladan dari nilai-nilai moral yang telah ada dalam agama untuk menciptakan kemerdekaan yang sejati dan berdampak positif bagi masyarakat.
Dalam akhir perbincangan, Abdul Malik mengajak masyarakat untuk lebih menghargai dan memaknai kemerdekaan sebagai sebuah kesempatan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan harmonis. Dalam pandangannya, kemerdekaan yang sejati adalah yang membawa kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.