Bontang – Hotel Tiara Surya menjadi saksi bagi kegiatan Pemilihan Duta Pelajar Sadar Hukum tingkat Kota Bontang. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan pelajar dari jenjang SMA/SMK/MA/SLB (Tuna Daksa), Rabu (23/8/2023).
Para peserta telah mengajukan karya tulis inovatif yang menggambarkan pemahaman mereka tentang hukum, dibimbing oleh guru pembimbing dan pendamping dari Kejaksaan Negeri setempat melalui Bidang Intelijen. Setelah proses seleksi yang ketat, 10 peserta terpilih untuk bersaing di tingkat Kota Bontang.
Acara tersebut diresmikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bontang, Samsul Arif, SH, MH, yang menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter dan peradaban bangsa. Dalam sambutannya, Samsul Arif mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekedar kompetisi, tetapi juga sarana untuk membentuk pelajar sadar hukum yang memiliki jiwa kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi.
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab,” ungkapnya.
“Oleh karena itu pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa harus dikembangkan potensinya kearah yang positif salah satunya diberikan pemahaman hukum melalui pembinaan atau pembentukan pelajar sadar hukum yang secara tidak langsung akan membentuk karakter para pelajar terkait hukum yakni kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi dan peduli pada lingkungan dan sosial serta dapat bertindak lebih bijak dengan mematuhi ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Juara pertama diraih oleh SMA Negeri 1 Bontang, dengan proyek “Jaket TIKA (Remaja Keren Tanpa Narkotika)” yang memberikan solusi terhadap adopsi narkotika di kalangan pelajar. SMK Negeri 1 Bontang meraih juara kedua dengan proyek yang fokus pada penghapusan kasus bullying.
Sementara itu, SMA Yayasan Pupuk Kaltim meraih juara ketiga dengan proyek yang mendorong pendidikan anti-korupsi melalui media audiovisual dan digital.
Para juara tidak hanya mendapatkan penghargaan berupa piagam dan plakat, tetapi juga uang pelatihan yang akan mendukung pengembangan ide-ide inovatif mereka. Langkah selanjutnya, para juara ini akan berkompetisi di tingkat Provinsi bersama perwakilan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Timur.
Dalam upaya melahirkan generasi pelajar yang sadar hukum dan mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, Pemilihan Duta Pelajar Sadar Hukum tahun ini berhasil menginspirasi peserta untuk menggali potensi mereka dalam mendorong ketentraman umum melalui pemahaman hukum.