Bontang – Kasus tindakan asusila terhadap seorang anak di bawah umur menggemparkan Kota Bontang. Pelaku kejahatan tersebut ternyata adalah seorang oknum guru yang bekerja di salah satu sekolah swasta di Kota Taman ini.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bontang, Sukmawati, mengungkapkan peristiwa tragis ini di Auditorum 3 Dimensi, Bontang, pada Rabu (20/9/2023).
Menurut Sukmawati, korban adalah seorang siswa berusia 12 tahun di salah satu sekolah swasta di Kota Bontang. Kasus ini telah menjadi perhatian serius pihak kepolisian, dan korban mendapat pendampingan psikologis yang diperlukan.
“Pelaku adalah seorang guru, dan saat ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian,” ungkapnya Seperti dikutip dari tribun Kaltim.
Sukmawati melanjutkan dengan menjelaskan bahwa korban telah menerima pendampingan psikologis dua kali untuk membantu pemulihan dari traumatisasi yang dialaminya.
“Saat ini, kondisinya sudah membaik dan ia telah kembali bersekolah,” tambahnya.
Untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan, pihak berwenang berencana untuk meningkatkan sosialisasi di setiap sekolah. Tujuannya adalah agar seluruh lingkungan sekolah lebih sadar akan pentingnya melindungi anak-anak.
“Iya, kami sudah melakukan sosialisasi, namun kami akan meningkatkannya,” tutup Sukmawati.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang, Adrofdita, menekankan peran krusial orang tua dalam menjaga perlindungan anak-anak.
Sebagai pendidik dan anggota keluarga, Adrofdita menganggap bahwa peluang terjadinya kejahatan semacam ini harus dihilangkan.
“Orang tua dan pendidik harus menghilangkan peluang terjadinya kejadian seperti ini,” kata politisi PKS ini, Kamis (21/9/2023).
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bontang harus mengintensifkan sosialisasi di sekolah-sekolah dan mendorong orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi keamanan anak-anak mereka.
“Kami merasa prihatin dengan insiden ini yang terjadi di Kota Bontang. Kami juga meminta pemerintah kota Bontang rajin melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah,” ungkapnya.
Ia juga menekankan orang tua mendampingi anaknya mengikuti bimbel. Hal ini untuk memastikan peran aktif agar orang tua agar anak-anak terjaga dari kejadian seperti ini.
“Orang tua harus memastikan keamanan anak-anak mereka. Mereka harus memastikan tidak ada peluang terjadinya pelecehan seksual pada anaknya, dengan cara ya harus didampingi. Hindari one on one, misal anak perempuan dijari guru laki atau sebaliknya,” tandas Adrofdita.