Mekkah – Seorang jemaah haji terlihat bersimpuh dengan penuh khusyuk di depan Ka’bah, di Masjidil Haram. Di sekelilingnya, jutaan orang dari berbagai belahan dunia melaksanakan tawaf wada, tawaf perpisahan yang menandai akhir pelaksanaan ibadah haji.
Lingkaran tawaf yang biasanya sempit kini penuh sesak, tanpa sedikit celah pun, karena banyaknya orang yang ingin menunaikan tawaf wada sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah (Ka’bah) serta menjadi penutup ibadah haji.
Puncak Kesalehan Haji di Makkah
Lantunan doa terus-menerus mengalun dari bibir jemaah haji, sambil mereka mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Suara-suara tersebut mencerminkan kerendahan hati dan kesungguhan mereka dalam beribadah. Bagi jemaah haji asal Indonesia, tawaf wada ini dilakukan dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama diikuti oleh lansia sebelum mereka meninggalkan Makkah.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka telah menerbitkan 1,8 juta e-visa untuk musim haji tahun ini. Jumlah ini menjadikan musim haji tahun ini sebagai pelaksanaan ibadah haji terbesar dalam sejarah Arab Saudi. Keputusan ini merupakan langkah maju dalam memfasilitasi dan memastikan keselamatan serta kenyamanan para jemaah.
Keikhlasan Jemaah Haji yang Menginspirasi
Pelaksanaan haji yang besar ini merupakan momen yang sangat berarti bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah haji adalah kewajiban agama yang dijalankan setiap tahunnya oleh jutaan umat Muslim, yang datang dari berbagai negara dengan tujuan yang sama, yakni memperdalam spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan tawaf wada yang penuh makna ini, mereka menyelesaikan rangkaian ibadah mereka di Tanah Suci. Meskipun beratnya tantangan dalam melaksanakan ibadah haji, semangat dan keikhlasan para jemaah haji tetap terpancar dari setiap langkah yang mereka lakukan.
Sebagai penutup yang berkesan, tawaf wada ini akan membekas dalam hati dan menjadi kenangan abadi bagi para jemaah haji yang telah menunaikan kewajiban mereka dengan penuh pengabdian dan kesungguhan.