Sangatta – Dalam suasana peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Bupati Ardiansyah Sulaiman menegaskan keyakinannya bahwa masa depan ekonomi daerah akan bertumpu pada investasi industri berskala besar. Bersama Wakil Bupati Mahyunadi, Ardiansyah menyampaikan pandangannya usai menghadiri Rapat Paripurna di Ruang Sidang Utama DPRD Kutim pada Kamis (9/10/2025).
Menurutnya, fokus utama Pemerintah Kabupaten Kutim adalah mendukung penuh dua proyek investasi strategis, salah satunya kawasan industri kimia terpadu Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) di Kecamatan Bengalon. Proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dirancang menjadi pusat hilirisasi batubara terbesar di Asia Tenggara.
Ardiansyah menjelaskan bahwa proyek BCIP mencakup pembangunan pabrik gasifikasi batubara (Coal to Methanol) dan pabrik amonium nitrat yang memiliki nilai investasi fantastis, diperkirakan mencapai Rp 30 hingga Rp 40 triliun. Ia menyebut kehadiran kawasan tersebut akan menjadi motor baru bagi pertumbuhan ekonomi Kutim dan membuka peluang kerja luas bagi masyarakat lokal.
“Kawasan kimia di Kutim adalah BCIP, yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Kita tinggal menunggu kapan proyeksi investasi triliunan rupiah ini mulai beroperasi,” ujar Ardiansyah Sulaiman dengan optimis.
Selain BCIP, kawasan industri Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) juga menunjukkan geliat positif. Ardiansyah mengungkapkan, salah satu perusahaan besar telah menyewa lahan di kawasan tersebut selama dua tahun dengan rencana investasi senilai Rp 6 triliun, dan saat ini sedang dalam tahap pengkajian lanjutan.
Meski demikian, Bupati menilai bahwa keberhasilan investasi besar tersebut sangat bergantung pada aksesibilitas transportasi. Banyak calon investor mengeluhkan lamanya perjalanan darat menuju Kutim. Menanggapi hal itu, Pemkab mengambil langkah strategis dengan melobi perusahaan tambang Kaltim Prima Coal (KPC) agar menambah lintasan penerbangan pesawat dari dan ke Kutim.
“Beberapa investor mengeluhkan jarak tempuh yang panjang menuju Kutim. Jika rute penerbangan ini bisa dibuka lebih cepat, tentu akan semakin banyak investor yang datang,” jelasnya.
Ardiansyah juga berharap rute udara tambahan itu nantinya tidak hanya melayani kepentingan perusahaan, tetapi juga dibuka untuk masyarakat umum. Ia menilai hal tersebut akan mempercepat mobilitas bisnis dan memangkas waktu perjalanan dari Sangatta ke Balikpapan, sekaligus mendorong konektivitas ekonomi daerah.
Dengan adanya dukungan infrastruktur, keterbukaan investasi, dan status PSN pada proyek industri utama, Ardiansyah optimis Kutim akan tumbuh sebagai daerah yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing tinggi.
“Semua fondasi pembangunan ekonomi sudah kita siapkan. Sekarang tinggal memastikan semua proyek berjalan sesuai rencana, agar Kutim benar-benar menjadi daerah industri masa depan,” pungkasnya.




