Jakarta – Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Presiden Partai Buruh, Terlihat Mencium Tangan Ganjar Pranowo, Calon Presiden RI pada Pemilihan Umum Presiden 2024.
Said Iqbal pun blak-blakan soal cium mencium tangan para Calon Presiden tersebut. Terkait mencium tangan dengan Ganjar, dia mengatakan, itu bukanlah kali pertama.
Bahkan, dia mengaku, tak hanya tangan Ganjar, bos buruh tersebut juga pernah mencium tangan calon presiden 2024 lainnya yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Ketemu Pak Anies ketika mendukung cagub (calon gubernur) DKI cium tangan, ketika jadi gubernur saya cium tangan, ketemu Prabowo saat dukung pemilu cium tangan, setelah capres cium tangan, ketemu bang Rizal Ramli guru kami, saya cium tangan, ketemu pak Ganjar, saya cium tangan, Marbot masjid karena udah tua dan saya hormati bersih-bersih abis solat cium tangan marbot, waktu masih kecil, dengan tukang bakso yang lebih tua saya cium tangan,” ujarnya saat jumpa pers, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Said Iqbal mengungkapkan, hal itu biasa dia lakukan dan sebagai bagian dari adab dan akhlak. Sesuatu yang sudah terbiasa diajarkan orang tuanya sejak kecil.
Said Iqbal juga bercerita, kebetulan dirinya dari keluarga habib. Ayahnya adalah Habibs Djamaludin bin Habib Yusuf Baabuds. Ibunya juga seorang Habibah, Sarifah binti Habib Ustman Alaidrus.
“Di keluarga kami, Ibu Saya Mimi, Walet Papa mengajarkan tentang adab dan akhlak dari kecil tentang cium tangan kepada 3 kategori. Pertama orang berilmu walau lebih muda cium tangan misal ustad di kampung dan lain sebagainya. Kedua orang yang lebih tua, ketiga adalah orang yang karena fungsinya, pantas kita hormati. Karena kerja untuk negara Pantas dihormati,” ungkap Said Iqbal.
Lebih lanjut, ia mengatakan telah melakukan hal serupa kepada orang lain semisal tukang sayur karena usianya yang lebih tua serta tidak kalah penting dengan orang tua.
“Kepada Mimi (Ibu), Walet (Bapak) saya cium lutut. Bagi kami bukan feodal tapi rasa sayang dan hormat kepada orang yang berilmu, kepada orang yang bertugas untuk untuk negara,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan telah melakukan hal serupa kepada orang lain semisal tukang sayur karena usianya yang lebih tua serta tidak kalah penting dengan orang tua.
“Kepada Mimi (Ibu), Walet (Bapak) saya cium lutut. Bagi kami bukan feodal tapi rasa sayang dan hormat kepada orang yang berilmu, kepada orang yang bertugas untuk untuk negara,” sebutnya.