Sangatta – Dalam rangka menyongsong Tahun Pariwisata 2026, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus mempersiapkan berbagai aspek, termasuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim, Agus Hari Kesuma (AHK), menegaskan pentingnya kemampuan berbahasa Inggris bagi aparatur pemerintahan guna menunjang pelayanan kepada wisatawan internasional.
Dalam arahannya pada acara di Gedung Serba Guna Bukit Pelangi, Jumat (25/10/2024), AHK menyampaikan bahwa penguasaan bahasa Inggris tidak hanya penting untuk mendukung visi Kutim sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memberikan pengalaman terbaik bagi turis yang berkunjung.
“Bahasa Inggris adalah jembatan komunikasi yang memungkinkan kita menjalin hubungan baik dengan wisatawan internasional. Kita ingin mereka merasa diterima dengan hangat dan nyaman di Kutai Timur,” ujar AHK.
Fokus pada Peningkatan Pelayanan Wisatawan
AHK menekankan pentingnya pelatihan bahasa Inggris, tidak hanya untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) tetapi juga untuk petugas lapangan seperti anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas), yang sering berinteraksi langsung dengan para wisatawan. Dengan gaya komunikasinya yang santai namun serius, AHK mengajak seluruh ASN dan petugas terkait untuk lebih proaktif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa asing.
“Pelayanan prima dan komunikasi yang baik akan menjadi kunci menciptakan pengalaman positif bagi para turis. Ini tidak hanya penting bagi ASN, tetapi juga bagi anggota Linmas yang akan berhadapan langsung dengan wisatawan,” tambahnya.
AHK menargetkan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dapat tercapai dalam dua tahun ke depan. Program pelatihan akan mencakup pembelajaran teori, praktik komunikasi sehari-hari, hingga simulasi situasi pelayanan di bidang pariwisata.
“Kita ingin seluruh aparatur siap menyambut wisatawan internasional dengan pelayanan yang ramah dan profesional,” tegas AHK.
Percepatan Infrastruktur dan Fasilitas Wisata
Selain peningkatan kompetensi SDM, Pemkab Kutim juga mempercepat pembangunan infrastruktur menuju kawasan wisata utama. Jalan akses dan fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, serta pusat informasi wisata sedang ditingkatkan untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.
“Kita ingin turis mancanegara merasa nyaman, tidak hanya dari sisi pelayanan tetapi juga infrastruktur yang mendukung kunjungan mereka,” jelas AHK.
Sementara itu, sektor pariwisata lokal juga mendapat perhatian khusus. Para pelaku industri pariwisata, mulai dari pemandu wisata hingga pengelola penginapan, dilibatkan dalam pelatihan hospitality dan pengenalan potensi wisata daerah. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam menghadapi wisatawan internasional sekaligus mempromosikan keunikan budaya dan alam Kutai Timur.
Kutim Siap Tampilkan Keindahan Alam dan Budaya ke Dunia
Dengan target kunjungan wisatawan mancanegara yang meningkat pada 2026, Pemkab Kutim optimis bahwa Tahun Pariwisata 2026 akan menjadi momentum emas untuk memperkenalkan keindahan alam dan kekayaan budaya daerah.
“Ini bukan sekadar agenda rutin. Tahun Pariwisata 2026 adalah peluang bagi kita untuk menunjukkan pesona Kutai Timur ke dunia internasional,” ungkap AHK.
AHK juga menyoroti bahwa dampak positif sektor pariwisata tidak hanya dirasakan oleh wisatawan, tetapi juga masyarakat lokal. Peningkatan sektor ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dampak pariwisata yang optimal akan dirasakan langsung oleh masyarakat lokal, mulai dari sektor UMKM hingga seni dan budaya yang menjadi daya tarik wisatawan,” jelasnya.
AHK menambahkan, persiapan yang matang dan kerja sama semua pihak akan menciptakan kesan mendalam bagi wisatawan. “Kita ingin mereka membawa cerita indah tentang Kutai Timur ke dunia luar, sehingga daerah kita semakin dikenal,” tambahnya penuh optimisme.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Kesiapan Kutim menyambut Tahun Pariwisata 2026 juga melibatkan sinergi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat. Program seperti pelatihan bahasa Inggris untuk ASN dan pelaku wisata, peningkatan literasi pariwisata, hingga penguatan pemasaran digital menjadi fokus utama.
Salah satu peserta acara, Rina Wijayanti, yang merupakan pelaku usaha penginapan lokal, mengapresiasi langkah Pemkab dalam meningkatkan kompetensi pelaku industri wisata.
“Dengan adanya pelatihan ini, kami merasa lebih siap menyambut tamu internasional. Harapannya, pariwisata Kutai Timur akan semakin maju dan dikenal luas,” kata Rina.
Selain itu, Pemkab juga berupaya memperkuat promosi digital melalui platform media sosial dan situs web resmi pariwisata. Promosi ini akan menampilkan destinasi unggulan seperti Taman Nasional Kutai, Gua Karst Sangkulirang-Mangkalihat, hingga tradisi lokal seperti upacara adat Dayak yang unik dan menarik.
Harapan untuk Masa Depan Pariwisata Kutai Timur
AHK berharap Tahun Pariwisata 2026 dapat menjadi tonggak sejarah bagi Kutai Timur sebagai destinasi wisata unggulan di Kalimantan Timur. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mempersiapkan segala aspek, mulai dari pelayanan hingga pengelolaan destinasi wisata.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk menunjukkan bahwa Kutai Timur tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Bersama-sama, kita bisa membuat Kutai Timur menjadi tempat yang dirindukan para wisatawan,” ujar AHK.
Melalui pendekatan yang terintegrasi, Pemkab Kutim optimis mampu menciptakan pariwisata yang tidak hanya menarik tetapi juga berkelanjutan. Dengan keramahan, keamanan, dan kenyamanan sebagai nilai utama, Kutai Timur siap menyambut Tahun Pariwisata 2026 dengan tangan terbuka.
“Kita ingin mereka merasa diterima seperti di rumah sendiri,” tutup AHK.
