Jakarta – Pada awal Juli 2023, kelompok Taliban melaporkan telah melakukan kunjungan ke Jakarta, ibu kota Indonesia. Kabul, ibu kota Afghanistan, mengonfirmasi pertemuan tersebut dengan politisi di Indonesia. Delegasinya dipimpin oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Hafiz Zia, dan mengadakan pertemuan dan diskusi yang bermanfaat dengan sejumlah cendekiawan, politisi, dan pengusaha di Indonesia.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi bilateral antara kedua negara.
Taliban: Kunjungan ke Beberapa Negara
Media Afghanistan, Tolo News, juga melaporkan kunjungan serupa ke beberapa negara lain di DKI, termasuk Sri Lanka, Bangladesh, dan Singapura. Meskipun mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021, hingga saat ini, pemerintah ini belum diakui secara resmi oleh negara atau badan dunia mana pun. Beberapa negara hanya mengirimkan perwakilannya ke negeri tersebut.
Indonesia, sejak awal pemerintahan Taliban, belum mengakui legitimasi pemerintah itu di Afghanistan. Ini karena sejarah dan konflik yang pernah terjadi antara AS dan rezim Taliban sebelumnya. Namun, Indonesia tetap membuka kedutaan di Kabul pada tahun 2022, meskipun sempat menutupnya selama masa pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Kebijakan dan Kunjungan Kontroversial
Di bawah pemerintahan Taliban saat ini, sejumlah kebijakan otoriter telah diberlakukan. Pemerintahan itu menutup salon kecantikan wanita dan telah dilaporkan melakukan setidaknya dua eksekusi publik. Mereka menerapkan interpretasi hukum syariah secara penuh, yang menimbulkan kekhawatiran atas potensi pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap perempuan dan anak perempuan.
Pengamat internasional, termasuk pelapor khusus Afghanistan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Richard Bennett, menyuarakan keprihatinan atas kebijakan Taliban yang mungkin dapat menyebabkan apartheid gender dan memperburuk penderitaan perempuan di bawah hukum syariah yang keras.
Meskipun kunjungan Taliban ke Jakarta diketahui oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, dikatakan bahwa mereka datang ke Indonesia untuk urusan internal mereka. Selama pertemuan dan diskusi tersebut, diharapkan kedua belah pihak dapat memperkuat pemahaman dan kerja sama dalam rangka mencari solusi bagi situasi di Afghanistan dan membangun hubungan bilateral yang lebih baik.